Tidak sedikit orang, terutama pemula, yang masih bingung tentang cara melakukan proses pascapanen kacang mete dengan benar.
Bagi pemula yang baru memulai usaha atau budidaya kacang mete, memahami tahapan pascapanen dengan benar sangatlah penting untuk menghasilkan produk yang berkualitas, aman konsumsi, dan bernilai jual tinggi.
Artikel ini akan membahas panduan praktis mengenai proses pascapanen kacang mete secara lengkap dan mudah dipahami, mulai dari pemetikan buah hingga penyimpanan akhir.
1. Pemanenan Buah Mete
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah pemanenan buah mete, tahapan pascapanen sebenarnya dimulai sejak proses panen itu sendiri. Buah mete dikatakan siap panen ketika telah jatuh secara alami dari pohon. Pada tahap ini, bagian apel mete (bagian buah berwarna kuning kemerahan) biasanya terpisah dari kacangnya.
Hindari memanen dengan memetik paksa dari pohon, karena dapat merusak kualitas kacang yang masih berkembang.
Setelah panen, langkah penting berikutnya adalah menggunakan alat pengupas mete untuk memisahkan biji dari apel buahnya. Apel mete bisa difermentasi atau dijadikan olahan lain, namun bijinya harus segera diproses lebih lanjut.
2. Penjemuran Awal
Setelah biji mete dipisahkan, langkah berikutnya adalah kamu harus mengeringkan biji mete tersebut terlebih dahulu. Proses penjemuran berlangsung selama 2 sampai 3 hari di bawah sinar matahari, dengan durasi yang dapat berubah sesuai cuaca dan kelembapan.
Tujuannya adalah mengurangi kadar air dalam biji sehingga lebih tahan disimpan dan mempermudah proses pengupasan nanti.
Saat menjemur, sebaiknya kacang diletakkan di atas alas bersih dan tidak langsung menyentuh tanah agar tidak terkontaminasi.
3. Penggorengan atau Pemanggangan (Roasting)
Proses berikutnya setelah mengupas adalah memanggang atau menggoreng kacang mete dalam cangkangnya supaya kulit biji mudah dipisahkan dari bagian dalamnya.
Pemanggangan bisa dilakukan dengan menggunakan drum pemanggang, oven industri, atau secara tradisional menggunakan wajan besar di atas api.
Suhu pemanggangan berkisar antara 160–200°C selama 15–30 menit tergantung kapasitas dan tingkat kematangan yang diinginkan. Proses ini juga membantu menghilangkan cairan getah yang bersifat iritan dari kulit mete.
Cairan dari kulit mete bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi kulit, oleh karena itu, sebaiknya menggunakan sarung tangan dan pelindung saat proses ini dilakukan.
4. Pengupasan Kulit Keras
Setelah kamu memanggang dan mendinginkan kacang mete, tahap berikutnya adalah kamu dapat mengupas kulit kerasnya. Proses ini bisa dilakukan secara manual menggunakan alat bantu seperti pemecah mete, atau secara mekanis dengan alat pengupas mete.
Untuk pemula atau skala rumah tangga, pengupasan manual mungkin lebih ekonomis, meskipun membutuhkan waktu lebih lama dan ketelitian tinggi agar isi kacang tidak rusak.
5. Penghilangan Kulit Ari
Setelah menghilangkan kulit keras, kacang mete masih dibungkus oleh lapisan tipis kulit ari yang berwarna coklat dari mete. Kulit ari ini perlu dihilangkan agar kacang tampak bersih dan menarik. Proses ini biasanya dilakukan dengan cara pemanasan ringan lalu digosok menggunakan tangan atau alat pengupas ari.
Beberapa pelaku usaha menggunakan oven pemanas untuk membantu melonggarkan kulit ari, sehingga proses pengelupasan menjadi lebih mudah.
6. Pengemasan dan Penyimpanan
Langkah terakhir setelah proses selesai adalah mengemas kacang mete untuk penyimpanan atau distribusi produk kacang mete. Gunakan kemasan kedap udara untuk menjaga kesegaran dan mencegah kontaminasi dari kelembapan atau serangga.
Untuk skala industri, penggunaan vacuum sealer atau pengemas nitrogen bisa menjadi pilihan agar umur simpan lebih lama.
Kesimpulan
Memahami dan menjalankan proses pascapanen kacang mete dengan benar adalah kunci untuk menghasilkan produk berkualitas yang layak dijual di pasar. Bagi pemula, proses ini memang membutuhkan ketelitian, waktu, dan alat yang sesuai.
Namun, dengan latihan dan konsistensi, kamu bisa mengolah kacang mete menjadi produk bernilai tinggi yang diminati konsumen.